
JAKARTA (Lentera)-Harga Bitcoin kembali menorehkan rekor baru sepanjang sejarah pada Minggu (5/10/2025). Aset kripto terbesar di dunia itu melonjak sekitar 2,7 persen dan diperdagangkan di kisaran USD 125.245 per koin atau setara Rp 2,07 miliar (dengan asumsi kurs Rp 16.583 per dolar AS).
Menurut laporan Reuters, Senin (6/10/2025)capaian ini melampaui rekor sebelumnya pada pertengahan Agustus di angka USD 124.480 per koin. Lonjakan harga tersebut dipicu oleh kebijakan yang lebih mendukung aset digital di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, serta meningkatnya minat investasi dari kalangan institusional besar.
Kenaikan nilai Bitcoin berlangsung konsisten selama delapan hari berturut-turut, seiring menguatnya pasar saham Amerika Serikat dan meningkatnya arus dana ke Exchange-Traded Fund (ETF) berbasis Bitcoin.
Sementara itu, dolar AS justru melemah terhadap beberapa mata uang utama dunia. Ketidakpastian politik terkait potensi shutdown pemerintahan AS membuat investor waspada, apalagi sejumlah data ekonomi penting seperti laporan ketenagakerjaan mengalami penundaan.
Pekan sebelumnya, pasar kripto sempat mengalami tekanan hebat akibat aksi likuidasi besar-besaran senilai USD 1,13 miliar atau sekitar Rp 18,9 triliun pada Sabtu (27/9/2025). Data dari CoinGlass menunjukkan, posisi long yang dilikuidasi mencapai USD 1,01 miliar, di mana Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) masing-masing menyumbang USD 262 juta dan USD 365 juta.
Pada saat itu, harga BTC turun hingga di bawah USD 109.400, sedangkan ETH melemah ke USD 3.900. Beberapa aset kripto lainnya turut terkoreksi. Dogecoin (DOGE) anjlok lebih dari 4 persen, XRP turun 4 persen, dan Solana (SOL) terperosok 5 persen. Akibatnya, kapitalisasi pasar kripto global menyusut sekitar 3 persen menjadi USD 3,7 triliun.
Editor:Widyawati/berbagai sumber