08 October 2025

Get In Touch

Dekan FK UK Petra Prof. Rita Dianugerahi Lifetime Achievement Bidang Nyeri

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen (UK) Petra, Prof. Dr. Nancy Margarita Rehatta, dr., Sp.An-TI, Subsp.N.An.(K), Subsp.M.N.(K) (tengah) saat menerima penghargaan.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen (UK) Petra, Prof. Dr. Nancy Margarita Rehatta, dr., Sp.An-TI, Subsp.N.An.(K), Subsp.M.N.(K) (tengah) saat menerima penghargaan.

SURABAYA (Lentera) — Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya, Prof. Dr. Nancy Margarita Rehatta, dr., Sp.An-TI, Subsp.N.An.(K), Subsp.M.N.(K) baru saja menerima dua penghargaan bergengsi pada ajang ISAPM Awards 2025, yang diselenggarakan oleh Indonesian Society of Anaesthesiology & Pain Management (ISAPM).

Dosen yang akrab disapa Prof. Rita ini menerima penghargaan Kategori Khusus atas Dedikasi pada Ilmu Nyeri dan Lifetime Achievement di Bidang Nyeri.

Prof. Rita mengatakan, penghargaan tersebut bukanlah ajang tahunan rutin, namun diberikan secara khusus kepada sosok yang dinilai memiliki kontribusi luar biasa terhadap pengembangan ilmu nyeri di Indonesia. 

“Saya sangat bersyukur dan bangga. Ini bukan hanya penghargaan pribadi, tapi juga pengakuan terhadap pentingnya ilmu nyeri sebagai bidang keilmuan yang mandiri,” kata Prof. Rita, Selasa (7/10/2025).

Sejak lama, Prof. Rita dikenal sebagai pelopor studi tentang nyeri di Indonesia. Ia menjadi tokoh yang mengubah paradigma bahwa nyeri bukan sekadar gejala, melainkan ilmu tersendiri yang melibatkan aspek fisiologis, psikologis, dan neurologis. 

Disertasinya pada tahun 1999 berjudul “Pengaruh Pendekatan Psikologis Prabedah terhadap Toleransi Nyeri dan Respon Ketahanan Imunologik Pasca Bedah” menjadi penelitian pertama di Tanah Air yang menelaah keterkaitan antara kondisi psikologis dan respon tubuh terhadap rasa sakit.

“Ilmu nyeri fokus pada keterlibatan berbagai fungsi tubuh, termasuk otak dan sistem emosi, dalam timbulnya rasa nyeri,” jelasnya. 

Penelitian tersebut bahkan mendorong Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) untuk mengeluarkan Surat Tanda Registrasi (STR) serta izin praktik mandiri untuk bidang nyeri, sebuah pengakuan monumental bagi pengembangan keilmuan ini di Indonesia.

Menurut Prof. Rita, tantangan terbesar ke depan adalah mengubah cara pandang masyarakat dan tenaga medis agar memahami bahwa nyeri perlu ditangani secara serius oleh dokter ahli nyeri, terutama jika mengganggu aktivitas dan kualitas hidup pasien.

Perempuan yang pernah meraih penghargaan Widya Wiyata Award dari Indonesian Medical and Health Professional Education, UGM Educator Inspirator pada 2022 ini juga mendorong agar ilmu nyeri disosialisasikan lebih luas melalui workshop dan diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan kedokteran di Indonesia.

Sebagai langkah nyata, Prof. Rita berharap UK Petra dapat segera memiliki Klinik Nyeri yang dikelola secara terpadu oleh tenaga ahli bersertifikat dari berbagai bidang.

“Klinik ini nantinya tidak hanya fokus pada penanganan fisik, tetapi juga membuka layanan konsultasi psikologis. Teknologi akan menjadi bagian penting, baik dalam diagnostik maupun terapi,” pungkasnya.

Reporter: Amanah/Editor: Ais

Share:
Lenterajakarta.com.
Lenterajakarta.com.