SURABAYA ( LENTERA ) - Para pakar keamanan pangan menyebut bahwa praktik mencuci ayam mentah bukan hanya tidak diperlukan, tetapi juga meningkatkan peluang kontaminasi silang yang dapat menimbulkan penyakit. Kebiasaan yang masih memengaruhi cara memasak sebagian besar keluarga ini kini kembali disorot, seiring semakin banyaknya temuan ilmiah tentang risiko yang mengintai.
Selama ini banyak orang memegang anggapan bahwa semua bahan makanan harus dibersihkan dengan air sebelum dimasak. Asumsi tersebut mungkin tepat untuk beberapa jenis bahan, tetapi tidak berlaku untuk ayam mentah.
Berdasarkan penelitian berbagai lembaga kesehatan internasional, air yang memercik ketika ayam dibasuh justru membawa patogen keluar dari permukaan daging dan menyebarkannya ke area sekitarnya. Dari bak cuci, percikan itu dapat meloncat ke talenan, lap, atau peralatan dapur lain tanpa kita sadari.
Salah satunya pandangan lembaga penting seperti Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat. Dalam laporannya, CDC dengan tegas menyatakan bahwa membilas atau mencuci ayam mentah adalah langkah yang tidak memberikan manfaat apa pun dari sisi kebersihan. Bahkan, tindakan itu dianggap dapat memperluas zona penyebaran bakteri di dapur.
Darin Detwiler, profesor kebijakan makanan dari Northeastern University College of Professional Studies, memaparkan risiko tersebut secara gamblang. Ia menjelaskan bahwa praktik membilas ayam membuka peluang perpindahan bakteri ke lingkungan sekitar secara tak kasatmata. “Dengan mencuci ayam, maka berarti risiko kontaminasi silang di dapur meningkat,” ujarnya.
Ketika air mengalir mengenai permukaan daging, percikan kecil yang tampak sepele itu membawa mikroorganisme ke area lain, dan kita tidak selalu sadar di mana percikan itu akhirnya menempel.
Peringatan tersebut ditegaskan melalui studi observasional yang dilakukan Departemen Pertanian Amerika Serikat. Dalam penelitian tersebut, 60% partisipan yang mencuci ayam terdeteksi memiliki bakteri di wastafelnya. Sementara itu, 26% di antaranya mengalami kontaminasi silang, di mana bakteri dari ayam mentah berpindah ke selada yang ditempatkan di dekat area pencucian. Hasil ini memberi gambaran betapa mudahnya dapur, menjadi sumber penyebaran bakteri berbahaya.
Salah satu bakteri paling umum yang ditemukan pada ayam mentah adalah Salmonella, mikroorganisme yang dapat memicu gangguan pencernaan seperti diare, demam, dan nyeri perut.
Di Indonesia sendiri, kasus keracunan makanan yang dipicu bakteri bukanlah hal baru. Banyak di antaranya berawal dari proses penanganan bahan pangan di rumah yang tidak tepat, termasuk cara memperlakukan ayam mentah sebelum dimasak.
Para ahli menekankan bahwa masalah utama bukan soal keberadaan ayam mentah itu sendiri, melainkan bagaimana masyarakat memperlakukannya. Banyak orang meyakini bahwa membilas ayam adalah bentuk kehati-hatian, padahal langkah tersebut justru membuka peluang bahaya. Ironisnya, tindakan yang mereka lakukan untuk mengurangi risiko malah memperbesar kemungkinan penyebaran bakteri.
Ahli gizi Ciara Lundy menguraikan prinsip pengolahan ayam yang lebih aman. Menurutnya, keamanan tidak ditentukan oleh apakah ayam dibilas, tetapi oleh suhu saat dimasak. “Jika kamu masak ayam hingga setidaknya mencapai suhu 165 F atau sekitar 73 C, maka hal itu sudah dapat membunuh semua bakteri yang ada,” ujarnya. Panas, bukan air, adalah elemen yang benar-benar bekerja memusnahkan mikroorganisme.
Selain soal pemasakan, tahap penyimpanan juga memiliki peran penting. Jika ayam tidak langsung dimasak, sebaiknya segera disimpan di dalam wadah yang tertutup rapat dan dimasukkan ke kulkas atau freezer. Cairan ayam yang menetes dapat menjadi sarana penyebaran bakteri, sehingga wadah yang aman menjadi keharusan.
Kebiasaan membiarkan ayam beku mencair lama di suhu ruang juga dianggap berisiko karena memungkinkan bakteri berkembang biak dengan cepat.
CDC menambahkan satu langkah pencegahan lainnya: kehati-hatian saat berbelanja. Ayam mentah sebaiknya ditempatkan dalam kantong plastik atau wadah tambahan agar cairannya tidak menetes dan mengontaminasi bahan makanan lain. Imbauan ini sering luput dalam keseharian, padahal menjadi salah satu titik awal pengendalian risiko.
Dalam keseharian dapur, penggunaan talenan terpisah untuk ayam mentah dan bahan segar seperti sayur atau buah juga menjadi bagian penting dari prosedur keamanan. Peralatan yang sudah bersentuhan dengan daging mentah harus dicuci bersih sebelum dipakai kembali.
Kebiasaan ini terlihat sederhana, namun terbukti efektif dalam mencegah penyebaran bakteri di lingkungan dapur.(hea,ist,tin/dya)




.jpg)
