22 November 2025

Get In Touch

Nadeen Ayoub, Wakil Palestina Pertama Hari ini Berlaga di Ajang Miss Universe

Nadeen Ayoub (Dok. @nadeen.m.ayoub)
Nadeen Ayoub (Dok. @nadeen.m.ayoub)

SURABAYA (Lentera) -Nadeen Ayoub, 27 tahun, akan mencetak sejarah pada November ini sebagai wanita pertama yang mewakili Palestina dalam kontes Miss Universe.

Ajang global ini telah memasuki tahun ke-73, dan partisipasi Ayoub akan menjadi sejarah baru, mengingat Palestina belum pernah memiliki kontestan dalam kompetisi ini sejak pertama kali diselenggarakan pada 1952, seperti dilansir Al Monitor.

Pada acara tersebut, Ayoub akan bergabung dengan lebih dari 130 kontestan yang mewakili berbagai negara dan wilayah di final Miss Universe ke-74, yang akan berlangsung pada tanggal 21 November di Bangkok, Thailand.

Mengumumkan debutnya melalui Instagram, Ayoub mengenakan gaun tradisional Palestina garapan desainer Hiba Abdelkarim, yang dihiasi dengan warna-warna nasional dan bordir.

Dalam unggahannya, Ayoub berbagi kebanggaannya membawa suara Palestina ke panggung dunia. Ia menekankan perannya sebagai simbol ketahanan dan harapan, dengan menyatakan bahwa ia akan berbicara untuk semua wanita dan anak-anak Palestina yang kekuatannya layak diakui di seluruh dunia.

Latar belakang sejarah

Akar keluarga Ayoub berasal dari Yafa (Jaffa). Ia dibesarkan di Tepi Barat, Kanada, dan Amerika Serikat. Ia memiliki gelar Bachelor of Arts di bidang sastra dan psikologi dari University of Western Ontario di Kanada dan bekerja sebagai pelatih kebugaran bersertifikat dan ahli nutrisi.

Berbasis di Dubai, Ayoub dinobatkan sebagai Miss Palestina pada 2022 dan kemudian berkompetisi di Miss Earth 2022 di Filipina, menempati posisi lima besar dan mendapatkan gelar Miss Water 2022 – yang pertama bagi Palestina dalam kontes tersebut sejak 2016.

Melalui inisiatifnya, Saidat Falasteen, ia bertujuan untuk menyoroti kisah-kisah ketahanan, kreativitas, dan harapan yang jarang menjadi berita utama. "Kami lebih dari sekadar perjuangan kami, kami adalah wanita dengan mimpi, bakat, dan suara yang kuat untuk ditawarkan kepada dunia. Perjalanan ini adalah untuk setiap perempuan yang berani bermimpi lebih dari sekadar berita utama," katanya.

Ia mengungkapkan alasannya mengikuti ajang Miss Universe. "Pada saat mata dunia tertuju pada tanah air kita, saya mengemban peran ini dengan tanggung jawab yang besar. Ini lebih dari sekadar jabatan. Ini adalah sebuah platform untuk menyuarakan suara rakyat Palestina, khususnya para wanita dan anak-anak," ujar Ayoub, menekankan tujuan yang lebih besar di balik perjalanan kontesnya, seperti dikutip Gulf News.

Jalan yang bersejarah

Kini, Nadeen Ayoub akan membawa bendera negaranya ke Thailand untuk mengikuti ajang Miss Universe 2025 pada tanggal 21 November, mengubah perannya menjadi sebuah platform global untuk visibilitas dan pemberdayaan.

"Saya bangga berjalan di jalur ini, bukan hanya sebagai Miss Palestina, tetapi juga sebagai suara bagi mereka yang layak untuk dilihat dan didengar," katanya, menggarisbawahi tanggung jawab besar yang ia rasakan.

Keikutsertaan Ayoub di Miss Universe terjadi di tengah konflik berkepanjangan di Gaza. Wilayah ini telah mengalami kemerosotan dalam kondisi kemanusiaan, dengan kekurangan bantuan yang parah dan kekerasan yang terus berlanjut.

Berbagai laporan menyoroti meningkatnya kelaparan dan malnutrisi, dengan lebih dari 239 kematian-termasuk 106 anak-anak-terkait dengan kekurangan makanan sejak konflik dimulai. Ribuan orang juga tewas di dekat pusat-pusat distribusi bantuan.

Sejak pecahnya perang, Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan lebih dari 61.776 warga Palestina terbunuh dan 154.906 lainnya terluka.

Pro dan kontra

Miss Universe Organization (MUO) mengumumkan dalam sebuah pernyataan yang dibagikan kepada CNN pada Minggu bahwa mereka "dengan senang hati mengkonfirmasi" partisipasi Ayoub dalam kontes Miss Universe 2025 yang dijadwalkan pada November.

Pernyataan tersebut menyoroti bagaimana organisasi tersebut "dengan bangga menyambut delegasi dari seluruh dunia, merayakan keberagaman, pertukaran budaya, dan pemberdayaan perempuan."

Lebih lanjut, pernyataan tersebut juga menggambarkan Nona Ayoub sebagai "advokat dan model yang ulung dari Palestina," yang menjadi contoh kekuatan dan ketekunan yang diperjuangkan oleh platform Miss Universe.

MUO menyatakan kegembiraannya dengan kehadiran Nona Ayoub di atas panggung, dan menyatakan bahwa ia akan mewakili Palestina dengan bangga, berdiri bersatu dengan para peserta dari seluruh dunia.

Meskipun pemilihan Miss Universe Ayoub telah menghasilkan dukungan yang signifikan di media sosial, beberapa pihak mempertanyakan representasi Palestina karena perdebatan yang sedang berlangsung tentang kenegaraan. Meskipun demikian, momentum internasional untuk pengakuan Palestina terus berkembang.

Negara-negara seperti Armenia, Spanyol, Irlandia, dan Norwegia telah mengakui kenegaraan Palestina pada tahun lalu, sementara Australia, Prancis, dan Kanada telah mengumumkan rencana untuk melakukan hal yang sama pada Sidang Umum PBB yang akan datang.

Inggris juga telah mengindikasikan potensi pengakuan yang bergantung pada kemajuan kemanusiaan di Gaza dan gencatan senjata. Saat ini, 147 dari 193 negara anggota PBB mengakui Palestina sebagai sebuah negara (*) 

Editor: Arifin BH~berbagai sumber

Share:
Lenterajakarta.com.
Lenterajakarta.com.