01 December 2025

Get In Touch

25 November: Hari Guru Nasional, Sejarah dan Perbedaannya dengan Hari Guru Sedunia

Logo Hari Guru Nasional 2025 yang dirilis Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (kemendikdasmen.go.id)
Logo Hari Guru Nasional 2025 yang dirilis Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (kemendikdasmen.go.id)

SURABAYA (Lentera) -Setiap 25 November, Indonesia memperingati Hari Guru Nasional (HGN). Tahun ini, momen tersebut jatuh pada Selasa (25/11/2025).

Hari Guru Nasional resmi ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 78 Tahun 1994, namun akar sejarahnya berhubungan erat dengan perjalanan panjang organisasi guru di Indonesia, dari era kolonial hingga lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 1945.

Lalu, bagaimana proses penetapan Hari Guru Nasional? Dan apa makna tema serta logo HGN 2025?

Penetapan 25 November dan Dasar Hukumnya

Pemerintah memilih 25 November sebagai Hari Guru Nasional melalui Keppres 78/1994. Tanggal ini dipilih untuk menghormati lahirnya PGRI, yang resmi berdiri dalam Kongres Guru Indonesia pada 24–25 November 1945.

Penetapan ini menegaskan peran guru sebagai pilar penting dalam pembentukan generasi bangsa sejak masa awal kemerdekaan.

Peringatan tahunan ini menjadi bentuk apresiasi bagi para pendidik, yang sering disebut “pahlawan tanpa tanda jasa”, atas dedikasi mereka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Jejak Panjang Organisasi Guru di Indonesia

Sejarah Hari Guru Nasional tidak bisa dipisahkan dari perkembangan organisasi guru sejak 1912. Pada masa kolonial, guru pribumi mendirikan Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) sebagai wadah perjuangan sekaligus upaya meningkatkan kesejahteraan anggota.

Anggotanya beragam, mulai dari Guru Bantu, Guru Desa, hingga Kepala Sekolah. Selain PGHB, ada pula organisasi lain seperti PGB, PGD, PGAS, HKSB, serta kelompok berbasis agama seperti KOB dan COV.

Pada 1932, sebanyak 32 organisasi sepakat bergabung menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Penggunaan kata “Indonesia” mencerminkan semangat kebangsaan sekaligus mempertegas identitas perjuangan guru, meski tidak disukai pemerintah kolonial.

Kongres Guru Indonesia 1945 dan Lahirnya PGRI

Kegiatan PGI sempat berhenti saat pendudukan Jepang karena organisasi dilarang dan sekolah ditutup. Guru diwajibkan mengikuti pelatihan militer dan indoktrinasi, namun semangat persatuan tetap terjaga.

Setelah Indonesia merdeka, guru kembali bersatu dalam Kongres Guru Indonesia di Surakarta pada 24–25 November 1945.

Kongres ini dipimpin tokoh pendidikan seperti Amin Singgih dan Rh. Koesnan, dan melahirkan PGRI sebagai organisasi profesi independen dan unitaristik.

Tiga tujuan utama PGRI ditegaskan dalam kongres:

- Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia

- Meningkatkan pendidikan berbasis kerakyatan

- Membela nasib buruh secara umum dan guru secara khusus

Tema dan Logo HGN 2025

Untuk peringatan tahun ini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menetapkan tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat”, sebagai pengingat peran guru dalam transformasi pendidikan nasional.

Baca juga: 5 Ide Pakaian Adat Indonesia untuk Upacara Hari Guru Nasional di Sekolah Pemerintah juga merilis Buku Panduan Bulan Guru Nasional 2025 yang memuat rangkaian kegiatan, mulai dari kampanye #TerimaKasihGuruku, webinar, hingga Anugerah GTK.

Logo HGN 2025 menampilkan bentuk hati emas, sosok guru, buku terbuka, dan tiga figur murid. Setiap elemen memiliki makna khusus:

- Hati emas: Representasi ketulusan, kasih sayang, dan dedikasi guru sebagai sumber inspirasi dalam proses belajar.

- Figur guru: Melambangkan sosok pembimbing yang memimpin dan menguatkan peserta didik melalui nilai gotong royong.

- Buku terbuka: Menjadi simbol bahwa ilmu adalah fondasi utama kemajuan pendidikan.

- Tiga murid: Menggambarkan jenjang pendidikan dari dasar hingga menengah, perkembangan, motivasi belajar, dan cita-cita menuju Indonesia Emas 2045.

Sementara itu, Kementerian Agama mengusung tema “Merawat Semesta dengan Cinta”.

Menteri Agama Nasaruddin Umar menjelaskan, “Guru bukan hanya mengisi pikiran, tetapi menumbuhkan kesadaran dan meluruskan jalan berpikir. Dalam pandangan Islam, guru adalah warasatul anbiya, pewaris para nabi,” dikutip dari Antara, Selasa (25/11/2025).

Melalui sejarah panjang dari PGHB hingga PGRI, penetapan 25 November sebagai Hari Guru Nasional menegaskan pentingnya peran guru sebagai fondasi pembangunan bangsa hingga hari ini (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lenterajakarta.com.
Lenterajakarta.com.