BANJARNEGARA (Lentera) - Setelah 10 hari bekerja keras, operasi pencarian korban longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, dihentikan pada Selasa (25/11/2025). Setidaknya masih ada 11 korban hilang yang masih belum ditemukan.
"Operasi SAR terhadap korban longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, resmi dihentikan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya, Rabu (26/11/2025).
Muhari menjelaskan keputusan penghentian setelah evaluasi menyeluruh yang melibatkan seluruh unsur terkait. "Dan menjadi pilihan yang sangat berat bagi semua pihak, khususnya keluarga korban yang masih menanti kabar orang-orang yang mereka cintai," ucapnya dilansir okezone.
Pada hari terakhir operasi, tim gabungan berhasil menemukan lima jenazah tambahan yang kini dibawa ke RSUD Banjarnegara untuk proses identifikasi. "Dengan temuan ini, total korban meninggal dunia menjadi 17 orang, termasuk dua potongan tubuh manusia," kata Abdul Muhari.
Akan tetapi, hingga hari terakhir pencarian, masih ada 11 korban hilang belum ditemukan. "Meski seluruh metode pencarian telah diterapkan, sebanyak 11 korban lainnya tidak berhasil ditemukan," ucapnya.
Bencana ini juga mengakibatkan empat warga luka-luka, 1.019 jiwa dari 343 KK mengungsi di lima lokasi pengungsian dan rumah warga.
Sedangkan maka kerugian material mencakup 206 rumah roboh, termasuk dua unit masjid, satu musala, jalur antar desa sepanjang 800 meter tertutup material, saluran irigasi 670 meter terdampak, persawahan warga, lima ekor sapi dan 125 kambing, tiga warung sembako, 11 warung lainnya, serta 24 kolam ikan.
Meskipun operasi SAR telah ditutup, dukungan terhadap masyarakat terdampak tetap menjadi prioritas.
"BNPB menegaskan pendampingan psikososial, pemenuhan hak keluarga korban, serta bantuan administratif bagi keluarga korban yang belum ditemukan akan terus diberikan," tutur Abdul Muhari.
Dalam waktu dekat, BNPB akan merampungkan penyediaan 50 hunian sementara (huntara) tahap awal, yang kemudian dilanjutkan dengan pembangunan hunian tetap (huntap) dalam perencanaan jangka menengah.
Targetnya, seluruh unit huntara rampung sebelum akhir Desember. Penyaluran santunan bagi keluarga korban sesuai ketentuan pemerintah juga akan segera dilaksanakan oleh Dinas Sosial. (*)
Editor : Lutfiyu Handi





.jpg)
