MALANG (Lentera) - Seorang mahasiswa ditemukan meninggal dunia setelah terjun dari Jembatan Soekarno-Hatta (Soehat), Kota Malang, Jumat (28/11/2025) malam. Peristiwa itu terjadi tak lama setelah korban mengirimkan pesan terakhir kepada adiknya, yang berisi permintaan maaf dan ungkapan terima kasih sebelum ia tak lagi dapat dihubungi.
"Korban diketahui berinisial NFR, mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), berdomisili di kecamatan Lowokwaru. Identitas korban dipastikan setelah adiknya tiba di lokasi dan mencocokkan data serta foto korban yang ditemukan petugas," ujar Kapolsek Lowokwaru, Kompol Anang Tri Hananta, Sabtu (29/11/2025).
Menurut Anang, peristiwa itu pertama kali disaksikan oleh seorang pengendara motor, Muhammad Liswansyah Pratama, yang kebetulan melintas di jembatan tersebut dari arah utara ke selatan. Ia melihat korban duduk di pagar jembatan setelah sebelumnya meminum air putih.
Saksi menuturkan, korban kemudian menjatuhkan diri ke belakang dengan ekspresi tersenyum. "Melihat kejadian tersebut, saksi bersama pacarnya segera menghentikan laju kendaraan dan meminta bantuan petugas keamanan apartemen di sekitar lokasi untuk melaporkan insiden ke polisi," kata Anang.
Tak lama setelah laporan diterima, sejumlah personel dari Polsek Lowokwaru dan Polresta Malang Kota tiba di lokasi. Petugas yang datang meliputi Pawas Polsek Lowokwaru, Pamapta Polresta Malang Kota, Piket Sabhara, Piket Reskrim, serta tim Identifikasi Inafis. Relawan RJT Kota Malang, ambulans, dan Damkar Kota Malang juga turut membantu proses penanganan.
Saat proses penanganan berlangsung, seorang remaja laki-laki bernama Khalifah Ahnaf Argya tiba di lokasi dan menanyakan keberadaan kakaknya. "Ia mengaku sedang mencari korban sejak sore hari karena korban mengirimkan pesan terakhir sekitar pukul 16.00 WIB dan tidak lagi memberikan kabar setelahnya," ungkapnya.
Pesan yang dikirim korban kepada adiknya berisi permintaan maaf, ucapan terima kasih, serta pesan-pesan terkait kehidupan, pendidikan, dan ibadah. Korban juga menyinggung soal skripsi yang belum selesai. Pesan itu kemudian ditunjukkan adik korban kepada petugas.
Setelah evakuasi dilakukan, adik korban memeriksa foto dan memastikan korban yang ditemukan adalah kakaknya. Jenazah kemudian dibawa ke RSU Saiful Anwar Malang untuk menjalani visum luar maupun dalam/otopsi, sambil menunggu keputusan resmi dari pihak keluarga.
"Berdasarkan keterangan adik korban kepada kepolisian, kakaknya diduga mengalami tekanan terkait perkuliahan. Korban disebut belum lulus dan terancam terkena drop out (DO) bila tidak menyelesaikan studi pada tahun berjalan," jelas Anang. (*)
Reporter: Santi Wahyu
Editor : Lutfiyu Handi





.jpg)
