
LOS ANGELES (Lentera) -Bandara Hollywood Burbank di California, salah satu yang tersibuk di Los Angeles, tidak memiliki pengatur lalu lintas udara (Air Traffic Controller/ATC) pada Senin (6/10/2025) malam waktu setempat, akibat dampak penutupan pemerintah federal Amerika Serikat atau government shutdown.
Gubernur California Gavin Newsom menyampaikan kondisi tersebut melalui unggahan di platform media sosial X (dulu Twitter), dan menyoroti langsung kebijakan Presiden Donald Trump.
“Terima kasih @realDonaldTrump! Bandara Burbank tidak memiliki pengatur lalu lintas udara dari pukul 16.15 hingga 22.00 hari ini karena penutupan pemerintah ANDA,” sindir Newsom, dikutip dari kantor berita AFP.
Kekosongan petugas terjadi sekitar enam jam di menara kontrol. Otoritas Penerbangan Federal (FAA) mencatat, akibat minimnya personel, keberangkatan ke bandara tersebut mengalami keterlambatan rata-rata 2,5 jam.
Dalam pemberitahuan resminya, FAA menyebutkan bahwa situasi ini terjadi karena kekurangan staf.
Stasiun televisi lokal ABC7 melaporkan, para jurnalis mereka berbicara langsung dengan staf bandara, yang membenarkan bahwa tidak ada petugas ATC di menara kontrol selama periode tersebut.
Menurut mereka, pengelolaan lalu lintas udara sementara dialihkan kepada tim di San Diego yang akan berkomunikasi dengan para pilot yang datang dan pergi dari Burbank.
Pihak bandara sendiri menyampaikan bahwa operasional tetap berjalan seperti biasa. Namun, mereka mengimbau para penumpang untuk melakukan konfirmasi jadwal penerbangan sebelum berangkat.
“Kami menyarankan penumpang untuk menghubungi maskapai mereka sebelum tiba di bandara, guna memperoleh informasi terbaru mengenai kemungkinan keterlambatan atau pembatalan,” demikian pernyataan resmi bandara kepada AFP.
Kenapa terjadi government shutdown?
Kondisi ini terjadi di tengah penutupan sebagian pemerintahan federal AS atau government shutdown yang memasuki pekan kedua, akibat kebuntuan antara Partai Republik pimpinan Presiden Donald Trump dengan Partai Demokrat terkait pengesahan anggaran.
Kebuntuan anggaran dipicu oleh penolakan Demokrat menyetujui rancangan undang-undang yang diajukan Partai Republik.
Demokrat menuntut perpanjangan subsidi program kesehatan Obamacare, dan membatalkan beberapa pemotongan dana untuk layanan kesehatan.
Partai Republik menilai persoalan subsidi kesehatan seharusnya dipisahkan dari isu pendanaan operasional pemerintah dan dibahas secara terpisah.
Mengutip Kompas, Kantor Anggaran Kongres (CBO) memperkirakan, jika RUU yang telah disahkan Trump pada 4 Juli itu tetap diberlakukan, sekitar 11 juta warga AS akan kehilangan akses layanan kesehatan, terutama dari pemangkasan program Medicaid.
Di sisi lain, Demokrat menyebut sekitar 4 juta warga lainnya juga berisiko kehilangan asuransi tahun depan bila subsidi tidak diperpanjang.
Tak hanya itu, sekitar 24 juta warga diperkirakan akan mengalami lonjakan premi hingga dua kali lipat (*)
Editor: Arifin BH